Berikanlah Mereka Keteladanan
“ Kemajuan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Informasi “
Oleh : M Yasin Marjaya
“ Kemajuan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Informasi “
Oleh : M Yasin Marjaya
Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, teknologi, dan informasi sedemikian pesat, untuk itu dituntut bagi para penikmatnya memiliki kecakapan ataupun kemampuan memfilter agar perkembangnya tidak menyimpang atau menimbulkan efek negatif yang sangat membahayakan bagi tatanan kehidupan masyarakat khususnya bagi para generasi muda. Jika tidak, hal itu akan mendatangkan kecelakaan dan kerusakan tidak saja untuk generasi sekarang akan tetapi sangat mungkin untuk generasi yang akan datang. Begitu banyak contoh-contoh korban kecanggihan informasi dan teknologi yang terjadi di masyarakat, yang disebabkan oleh kurangnya pemahaman mereka terhadap kedahsyatan dampaknya, bukan nilai-nilai positif yang bisa diperoleh namun malah sebaliknya nilai-nilai negatif yang dituai, bahkan yang membuat miris sudah sangat banyak para generasi muda yang menjadi korban dan yang lebih mencemaskan lagi sudah sangat banyak pula dari mereka yang terpedaya olehnya.
Pengaruh-pengaruh negatif terhadap kemajuan teknologi dan informasi membuat keprihatinan banyak pihak ; media hiburan nyaris 24 jam menyuguhkan banyak tontonan yang sangat tidak sesuai dengan budaya ketimuran, kekayaan dan kemewahan begitu mudah mereka pertontonkan sampai tidak ada batas halal haram, pornografi dan pornoaksi seakan tidak pernah henti, sinetron-sinetron yang menyuguhkan kemewahan, individulisme, eksploitasi seksual, gambaran siksa kubur, ramalan, cerita-cerita khayal, kekerasan dan sadisme terus saja bermunculan bak jamur di musim hujan.
Banyak bahan-bahan bacaan yang ditampilkan baik tulisan maupun gambar-gambarnya saat ini, sudah sangat jauh dari nilai-nilai edukasi. Surat kabar, majalah, tabloid, dan sejenisnya yang rada-rada porno, bahkan nyaris porno terus saja terbit, yang sebenarnya hanya menguntungkan beberapa gelintir para pemilik modal semata. Banyak juga ditemukan buku-buku komik yang sangat digemari oleh anak-anak itu, berisi gambar-gambar kartun tanpa busana alias porno Rasanya kita semua paham akan hal itu, tinggal seberapa besar kemauan dan tekat yang kuat bagi para pengelola negara ini menindak bahkan menutup perusahaan penerbitan tersebut yang sudah nyata-nyata sangat meracuni para generasi muda. Disinyalir ada kejahatah terorganisir yang sengaja dijalankan untuk menghancurkan moral dan akhlak para generasi muda, khususnya generasi muda Islam.
Puluhan saluran TV singgah di rumah kita; saluran TV lokal, nasional bahkan internasional sangatlah mudah untuk dinikmati. Inilah salah satu dampak kemajuan teknologi. Tak seorangpun mampu menghindar. Setiap detik, informasi sekecil apapun yang terjadi di belahan muka bumi ini. dapat diketahui dan menyebar begitu cepatnya. Jarak yang jauh tidaklah menjadi penghalang, pendeknya apa yang terjadi di setiap pelosok ujung bumi ini dapat didengar, ditonton atau disaksikan secara langsung, seperti menonton pertandingan sepak bola yang acapkali ditayangkan dari daratan Erofa.
Dan sekarang yang sedang booming, adalah sambungan internet, yang menyuguhkan jutaan informasi yang bisa diakses, oleh siapun dan kapanpun. Berbagai informasi dapat di ketahui, bertambah dan berganti informasi demikian cepatnya, dalam hitungan detik semua inforamsi yang terjadi di ujung dunia manapun dapat diketahui dengan cepatnya. Teknologi inilah, yang sekarang sedang menghantui para generasi muda kita. Sambungan internet dapat dinikmati lewat komputer, laptop bahkan pesawat handphone Kita tidak dapat menghindar bahkan meniadakan akan hal itu, karena pada dasarnya banyak juga hal-hal positif yang bisa didapatkan dengan memanfaatkan teknologi tersebut. Tinggal kembali kepada kita, apakah kita lebih senang membuka situs-situs yang membawa manfaat untuk diri kita atau malah kita sering membuka situs-situs yang membawa keburukan pada diri kita, semua terserah Anda.
Dari sekian contoh dampak yang ditimbulkan atas berkembangnya ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi tak selamanya negatif, berapa banyak para dokter menemukan jenis-jenis penyakit , kemudian mereka menciptakan obat penangkalnya, para ahli dalam bidang pertanian, menemukan bagaimana cara meningkatkan pruduktifitas hasil pertanian, dan para ahli-ahli lainnya senantiasa melakukan penelitian untuk menambah khazanah perbendahaaran hasil penelitain yang kemudian dapat dimanfaatkan untuk mengangkat kesejahteraan masyarakat.
Untuk itu penilain yang berimbang sangatlah dibutuhkan, teramat kurang bijak kalau harus mencari kambing hitam sebagai alasan pembenaran untuk saling menyalahkan pihak lain disebabkan persoalan-persoalan yang telah, sedang, dan akan terjadi di masyarakat, wabilkhusus yang mengancam para generasi muda. Rendahnya etika pergaulan, sikap individualistik, hidup permisif (serba boleh), bersifat keduniaan, hidup berpoya-poya, liberalisme, meniadakan kehidupan akhirat, inilah deretan pemikiran yang sengaja diciptakan oleh musuh-musuh Islam.
Adalah merupakan tugas berbagai pihak ; pemerintah, para pemuka agama, kaum pendidik, masyarakat sekitar dan sudah barang tentu orang tua di rumah, sebagai satuan masyarakat terkecil yang semestinya memperhatikan perkembangan dan perubahan tingkah laku putra-putri mereka, berilah kepada mereka keteladan ucapan dan perbuatan, hentikan ancaman dan tekanan, mungkin inilah salah satu dari sekian cara yang paling elegan untuk mereka saat ini.
Bukan saatnya lagi bagi orang tua, mencetak atau membentuk anaknya sesuai dengan keinginannnya. Setiap anak memiliki fitrah sendiri-sendiri untuk berkembang dan tumbuh sebagai manusia dewasa sesuai dengan bakat, kemampuan, kegemaran, kemauan bahkan dunianya. Tidak ada suatupun bahkan siapapun secara dominan mempengaruh kehidupan pribadi seseorang. Walaupun ada suatu teori yang cukup terkenal, teori tabularasa, anak digambarkan sebagai kertas putih, tinggal keinginan si penulis, apakah diisi dengan gambar atau tulisan. Gambar dengan pensil yang dipoles dengan warna-warni, atau dengan tulisan yang indah dengan tinta warna hitam, biru, merah. kuning, atau hijau, sesuai dengan selera penulis. Oleh karena itu, kewajiban orang tua adalah memberi teladan, mengarahkan dan mendorong anak-anaknya.
Anak adalah permata hati bagi setiap orang tua. Setiap kita mendambakan anak-anak yang soleh dan solehah. Tidak ada kebahagiaan yang paling indah kecuali memiliki anak-anak dan istri yang soleh dan solehah. Setiap kita berhak mencari karunia demikian, karena itulah salah satu jalan untuk meretas kebahagiaan tidak saja di dunia namun insya Allah juga kebahagiaan di akhirat kelak.
Berapa banyak orang tua yang prustasi karena anak-anak mereka tidak berprilaku seperti apa yang diharapkan. Orang tua menginginkan ke kanan, anak malah jalan ke kiri, orang tua bilang A, anak bilang B, orang tua mengatakan ini yang baik, anak justru mengatakan itu yang baik, nyaris apa-apa yang dinginkan orang tua hampir tidak pernah kesampaian, bahkan selalu terjadi pertentangan. Mungkin ini adalah salah satu dampak negatif yang ditimbulkan oleh semakin majunya ilmu pengetahuan, tekonologi dan informasi.
Untuk mencegah bahkan kalau mungkin menghentikan ( walaupun sangat sulit ) dampak negatif yang ditimbulkan oleh kemajuan teknologi dan informasi yang berkembang sedemikian pesatnya, tidak ada jawaban lain, kecuali bentengilah para generasi muda dengan pengetahuan agama yang memadai, mereka harus paham betul mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang membawa manfaat dan mana yang membawa mudharat, singkatnya mereka mampu memilah hal-hal apa saja yang membawa kebaikan untuk dirinya, keluarganya, dan bila perlu membawa kebaikan untuk lingkungan di sekitarnya.
Terlebih bagi orang-orang yang tinggal di kota-kota besar, persaingan hidup semakin tajam, kebutuhan hidup semakin meningkat, sifat individualisme sangat menonjol, rasa empati dan simpati terhadap sesama semakin merosot, sikut kiri sikut kanan, injak bawah jilat atas sudah menjadi hal yang lumrah, hidup komsumtif bagi yang berada sudah menjadi pemandangan sehari-hari, mobil-mobil mewah dengan harga miliran rupiah banyak berseliweran di jalan-jalan, dan masih banyak lagi tingkah laku lainnya yang senantiasa dipertontonkan oleh masyarakat ekonomi kelas atas.
Sebaliknya, perhatikan masyarakat yang hidup serba kekurangan, pagi makan sore tidak, tinggal di rumah kontrakan, sempit, di dalam gang, tertimpa banjir, istri sakit-sakitan, anak-anak putus sekolah, tidak memiliki pekerjaan alias pengangguran, boro-boro ijazah, SD ajah enggak tamat, dapat kerja harus pakai uang pelicin, berdagang di pinggir jalan diusir petugas, dua bulan belum bayar listrik, mertua di kampung minta dikirimi uang, keluarga enggak punya, mau mengemis malu, jadi pemulung sering dicurigai, karena banyak jemuran sering hilang, mau utang motor ingin jadi tukang ojek, enggak boleh amak bank karena enggak punya jaminan, mau pinjam uang enggak ada yang percaya, mau tidur enggak pulas-pulas, perut lapar keroncongan, pergi ke dapur enggak ada makanan kerena sudah dari kemarin enggak masak, perasaan sabar enggak kurang-kurang karena memang itu yang bisa dilakukan, itulah sekelumit gambaran nasib orang-orang papa yang nekat tinggal di kota-kota besar.
Untuk menjawab itu semua ada solusi sederhana yang perlu dilakukan, namun tampaknya sulit dilaksanakan, yaitu ; Berilah Anak-Anak Kita Keteladanan, meliputi; keteladanan pikiran, keteladanan perkataan dan yang tak kalah pentingnya adalah keteladanan perbuatan. Bersambung ( ... )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar