Rabu, 17 Maret 2010

Subhanallah KEMANDORAN

Subhanallah KEMANDORAN !
Oleh : M. Yasin Marjaya

Kemandoran begitulah orang-orang menyebutnya. Mendengar kata Kemandoran terasa kurang familiar di telinga bahkan terkesan kampungan. Kata Kemandoran acap kali diasosiasikan orang menjadi kata Kemayoran, karena kata Kemayoran lebih mudah untuk diucapkan dan lebih dikenal dibandingkan dengan kata Kemandoran. Atau kalau meminjam istilah Ibu Isrotun, yang guru ekonomi itu, penggunaan kata Kemandoran tampaknya kurang memiliki nilai jual alias enggak komersial. Kemandoran ataupun Kemayoran, keduanya adalah nama sebuah tempat. Namun bedanya Kemandoran ditulis dengan 10 huruf, sementara Kemayoran ditulis dengan 9 huruf. “ Kemandoran ataupun Kemayoran terletak di dua wilayah Jakarta yang berbeda. Dan keduanya memang sangat berbeda. Rasanya tidak perlu berpanjang kalam, karena begitulah adanya, tak seorangpun mampu untuk mengubahnya apalagi menggantinya. “What is the name ?” Apalah arti sebuah nama ?” Begitulah, Shakes Peare berfalsafah.
Dalam suatu kesempatan tanpa disengaja, saya berdialog dengan orang yang baru saja saya kenal. Dalam dialog saya itu, saya harus menggunakan kata Kemandoran, karena lawan bicara saya bertanya tentang nama tempat atau lokasi dimana saya bekerja. Mendengar jawaban saya, lawan bicara saya tampak mengerutkan dahi. Itu pertanda dia tidak tahu dimana Kemandoran atau jangan-jangan baru pertama kali dia mendengar kata Kemandoran. Berangkat dari kisah itulah, saya ingin berbagi cerita tentang Kemandoran. Sungguh, ini adalah murni pendapat pribadi, yang terekam dalam memori saya, sejak saya mengabdi di Kemandoran.
Kemandoran, konon disebut-sebut sebagai tempat berkumpulnya para pejuang atau pendekar Betawi. Bahkan ada cerita yang diangkat kelayar lebar yang mengambarkan para pendekar Betawi melucuti para penjajah dimasa itu. Si Pitung, dialah pendekar Betawi yang kisahnya diabadikan lewat film layar lebar dan sangat terkenal diera 80-an. Kemandoran adalah salah satu tempat persinggahan dalam perjuangan Si Pitung. Mandor dalam bahasa Betawi berarti penjaga atau pengawas. Sehingga Kemandoran adalah suatu tempat di mana berkumpulnya para pengawas-pengawas Betawi yang berkuasa pada saat itu. Di Kemandoran terletak makam Si Pitung, pendekar Betawi yang terkenal itu. Konon, Si Pitung baru bisa mati, jika tubuhnya di potong-potong dan harus dimakamkan pada tempat yang berbeda. Sampai saat ini, tidak ada satupun yang mengetahui bagian potongan tubuh Pitung yang mana yang di makamkan di Kemandoran. Subhanallah Kemandoran.
Sebagian besar penduduk di Kemandoran adalah asli Betawi, yang dikenal sebagai masyarakat yang taat beribadah. Bisa dilihat dari banyaknya masjid-masjid dan mushola-mushola yang dibangun dengan radius tidak lebih dari 500 meter. Begitu waktu shalat tiba, suara adzan saling bersahutan karena memang jarak mereka sangat dekat. Dan yang;lebih menarik, pada saat bulan puasa, semua mereka menggunakan pengeras suara pada saat shalat tarawih. Nuansa islamnya sangat-sangat terasa. Subhanallah Kemandoran.
Kemandoran terletak paling utara di kawasan wilayah Jakarta Selatan. Oleh karena itu, Kemandoran di apit oleh dua wilayah kawasan Jakarta yang berbeda. Sebelah barat Kemandoran adalah wilayah Jakarta Barat yang dibatasi dengan jalan raya, dan sebelah utara Kemandoran adalah Jakarta Pusat yang dibatasi dengan sungai. Dengan demikian, Kemandoran berkedudukan di jantung kota, sehingga bisa menjadi tempat yang sangat strategis dalam pengembangan berbagai sektor industri. Kemandoran bisa dibilang akan menjadi kawasan segi tiga emas, bagi para pelaku bisnis. Subhanallah Kemandoran.
Perumahan elite Permata Hijau terletak di Kemandoran. Kurang lebih satu kilo meter, tepat di belakang gedung Dewan Perwakilan Rakyat atau Majelis Permusyawaratan Rakyat adalah daerah Kemandoran. Beberapa sekolah Islam ternama di Jakarta juga terletak di Kemandoran. Sekolah-sekolah dimaksud adalah ; TK Islam Al Azhar 5 Kemandoran, SD Islam Al Azhar 5 Kemandoran dan SMP Islam Al Azhar 4 Kemandoran. Berkat kerja sama antara YPI Al Azhar dengan yayasan Ar-Ridho, sekitar 20 tahun lebih sekolah-sekolah tersebut semakin diperhitungkan keberadaannya, baik di tingkat Kecamatan maupun tingkat Jakarta Selatan. Subhanallah Kemandoran.
Sekitar 500 meter dari perumahan elite Permata Hijau, terdapat sebuah Masjid dengan nuansa hijau putih, di bawahnya terletak kantor yayasan Ar-Ridho, sebagai yayasan penanggung jawab yang sekian tahun menjalin kerja sama dengan YPI Al Azhar Pusat yang berkedudukan di Jalan Sisingamangaraja Kebayoran Baru dalam bidang pendidikan. Seiring dengan berjalannya waktu, kepercayaan para orang tua menitipkan putra-putri mereka di lembaga pendidikan yang dikelola yayasan Ar-Ridho bekerja sama dengan YPI Al Azhar semakin meningkat. Tak terasa hampir 1000 lebih murid dari tingkat TK, SD dan SMP sedang menimba ilmu di lembaga pendidikan tersebut. Subhanallah Kemandoran.

Sadar akan persaingan ketat dari lembaga-lembaga pendidikan lain yang sedang tumbuh bagaikan jamur dimusim hujan, yang menawarkan berbagai macam fasilitas, keunggulan serta keistimewaan dan kemudahan, tampaknya yayasan Ar-Ridho tidak tigggal diam. Pelan tapi pasti, sedikit demi sedikit, melakukan tindakan yang cukup mengejutkan dan terbilang spektakuler ; membangun atau
menyiapkan fasilitas seperti ; membuat kolam renang mini di TK, membangun lapangan tenis di SMP, membeli seperangkat multi media pembelajaran termoderen di SMP, melengkapi Camera Control TV (CCTV) di SMP, yang menurut pengamatan saya sangat membantu dalam memantau segala aktifitas yang dilakukan para murid di dalam kelas ataupun di luar kelas, membangun lapangan futsal SD dan SMP, terus-menerus melengkapi koleksi perpustakaan. Subhanallah Kemandoran.
Beberapa tahun yang lalu, yayasan Ar-Ridho, telah membebaskan puluhan hektar tanah di daerah Sentul Bogor Jawa Barat, yang salah satu tujuannya adalah akan digunakan sebagai lahan bercocok tanam para murid, outdoor class ( kelas terbuka), tempat penelitian para angggota KIR dan PMR. Menurut informasi yang saya peroleh, beberapa sekolah Al Azhar lainnya telah memanfaatkan lahan itu. Tempat itu juga sudah dilengkapi dengan penginapan dan insya Allah akan dibangun pesantren. Tempat itu sangat luas, saya pernah mencoba mengitarinya dan terasa lelah. Tampaknya tempat itu akan dijadikan tempat Out Bound yang bernuansa beda, saya sudah menyaksikan sendiri banyak perangkat untuk kegiatan tersebut yang telah terpasang. Subhanallah Kemandoran.
Pada acara Lepas Sambut, tepatnya pada tanggal 17 Agustus 2008, Ketua Umum yayasan Ar- Ridho, Bapak H. Asmuni, yang asli Betawi itu, dalam kata sambutannya mengungkapkan bahwa baru saja beliau membebaskan tanah seluas 7.500 meter di daerah Ciawi Bogor Jawa Barat. Maksud dari pembelian tanah tersebut adalah akan dibangun sebuah sekolah dan sebuah masjid sebagai fasilitas pendukung. Apakah sekolah yang akan dibangun itu bekerja sama dengan YPI Al Azhar atau tidak, hal itu tidak disinggung dengan jelas. Namun, kalau memang sekolah yang akan dibangun itu berstandar seperti yang di Kemandoran, Subhanallah Kemandoran.
Setiap selesai Perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, seluruh karyawan yang bekerja di bawah naungan yayasan Ar-Ridho ; dari TK, SD, SMP, Karyawan Tata Usaha, Karyawan Kebersihan, Satpam, Pengurus Masjid, dan tokoh masyarakat serta undangan berkumpul di Aula mengikuti acara ramah tamah dengan seluruh jajaran pengurus yayasan Ar-Ridho. Pada kesempatan itu pula, diselenggarakan acara formal yang diberi nama “Lepas Sambut”, Lepas maksudnya adalah melepas para guru atau karyawan yang akan meninggalkan Kemandoran untuk bertugas di tempat lain. Dan Sambut maksudnya adalah menyambut para guru atau karyawan yang berasal dari tempat lain untuk memulai bertugas di Kemandoran. Yang pergi, semoga lebih berprestasi di tempat yang baru, sementara yang datang semoga betah di Kemandoran, itulah salah satu petikan kata sambutan dari ketua yayasan. Konon, acara, “ Lepas Sambut ” itu hanya ada di yayasan Ar-Ridho, belum ditemukan di yayasan-yayasan lain. Sebagaimana, kata sambutan yang disampaikan beberapa teman yang akan bertugas di Kemandoran. Subhanallah Kemandoran.
Segala jerih payah dan pengabdian para karyawannya yang selama ini dicurahkan untuk membesarkan yayasan Ar-Ridho, sungguh bukanlah perbuatan yang sia-sia. Segala pengorbanan waktu, tenaga, pikiran, kepentingan keluarga, pribadi, dan tentunya nilai keikhlasan, semua itu akan dihargai oleh yayasan Ar-Ridho. Bagi yang akan meninggalkan yayasan Ar-Ridho dan akan bertugas di tempat yang baru, akan diberikan ucapan terima kasih dari yayasan yaitu berupa pemberian kenang-kenangan (red sejumlah uang ). Saya tidak tahu, jumlah persisnya berapa. Kata rekan yang sudah dimutasi ; semakin lama bertugas di Kemandoran semakin besar pula jumlah yang akan diterima. Rasanya, kita tidak akan mempermasalahkan seberapa besar jumlahnya, namun yang harus patut kita hargai adalah sebegitu besar perhatian yayasan terhadap karyawan-karyawannya. Dan konon pula, hal itu tidak ditemukan di yayasan-yayasan lain. Subhanallah Kemandoran.
Guru-guru atau karyawan yang bertugas di Kemandoran, mayoritas berdomisili di luar Jakarta alias jauh dari tempat tugas. Bisalah saya sebutkan semisal ; Depok, Bekasi, Cikarang, Tangerang, Serpong, Parung, Tanjung Priok, Kemayoran. Hanya sebagian kecil saja, yang tinggal tidak juah dengan Kemandoran. Namun, yang menggelitik hati saya, semakin jauh mereka tinggal, kok malah datangnya lebih pagi atau lebih awal dari yang tinggalnya lebih dekat. Itu artinya, segala pengabdian ataupun keikhlasan para guru atau karyawan yang bertugas di Kemandoran sungguh luar biasa. Kalau mengutip pelesetan ceramah di kampung-kampung, “ Allahumma antassalam” yaitu selesai salam langsung jalan, tidak sempat berdzikir apalagi berdoa, Ibu Yulia Susanti yang guru Kesenian SMP itulah orangnya. Setiap selesai shalat shubuh, dia harus bergegas berangkat, karena dia sadar betul, kalau dia adalah orang yang paling terjauh tempat tinggalnya Itu adalah satu contoh dari puluhan contoh yang ingin saya paparkan. Namun, saya tidak akan mengurai satu persatu, karena akan amat sangat panjang dan tentunya akan membuat jenuh para pembaca, dan saya khawatir akan menjadi takabur dan ujub dan ujungnya pula akan mengurangi nilai ibadah di hadapan Allah. Teringat, ucapan mantan Kepala SMP Islam Al Azhar 4, Bapak H. Rakimi Ahsan, MA. bahwa guru-guru Al Azhar itu harus siap mewakafkan dirinya untuk kemajuan Al Azhar karena melalui lembaga itulah kita bisa mencetak generasi muda Islam yang kokoh akan keilmuannya dan teguh akan akidahnya. Begitu anak Adam wafat, terputuslah semua, kecuali amal jariyah, anak yang soleh, dan ilmu yang bermanfaat yang senantiasa diamalkan. Ilmu yang bermanfaat yang ditransfer guru kepada murid, lalu mereka amalkan. Inilah yang menjadi investasi para guru di akhirat kelak. Dengan melihat kerja keras, kesungguhan, keaktifan, dan tentunya pula keikhlasan yang tergambar melalui keceriaan wajah para guru di Kemandoran, saya sangat yakin 100% mereka akan all out memajukan Kemandoran khususnya dan Al Azhar umumnya. Subhannallah Kemandoran.
Bagi Kemandoran input murid tidak menjadi masalah. Itu sudah sangat biasa bagi guru-guru yang mengabdi di sana. Mereka berpendapat kalau bahan bakunya bagus lalu menghasilkan output yang bagus pula, itu mah sudah sewajarnya. Justru bagaimana memproses bahan baku yang kurang bagus mampu menghasilkan output yang bagus, inilah yang disebut di luar kewajaran. Dengan motto itulah mungkin, para guru membuat strategi pembelajaran yang dibumbui dengan berbagai kreatifitas atau inovasi-inovasi sehingga bahan ajar tidak disampaikan secara standar, namun dimodifikasi sedemikian rupa agar apa yang diharapkan di dalam tujuan pembelajran benar-benar mencapai hasil yang maksimal. Terbukti, dengan laporan peringkat hasil pembelajaran yang dibuat oleh Bidang Pendidikan YPI Al Azhar, sekolah-sekolah yang berada di Kemandoran tidaklah mengecawakan. Subhannallah Kemandoran.
Setiap tahun, sekitar 100 % murid lulusan SMP Islam Al Azhar 4 Kemandoran melanjutkan ke SMU, dan hampir 100 % pula diterima di sekolah-sekolah terbilang bagus, seperti di SMA 3, 6, 16, 32, 47, 65, 70, 74, 78, 90, 112 dan tentunya di SMA Al Azhar 1 pusat, Jl. Sisingamangaraja Kebayoran Baru Jakarta Selatan. Bahkan beberapa orang murid SMP Islam Al Azhar 4 Kemandoran ada yang diterima di SMA 8, yang merupakan SMA unggulan provinsi DKI Jakarta. Al Azhar Kemandoran tidak saja mencetak output yang bagus akan tetapi juga menciptakan outcome yang bermutu. Artinya tidak saja mereka dapat lulus dengan nilai yang baik, namun diarahkan juga untuk mendapatkan sekolah-sekolah lanjutan yang baik pula. Ternyata, bahan baku yang kurang bagus tidak berbading lurus dengan hasil yang kurang bagus pula. Inilah bukti kekompakan para guru yang berada di Kemandoran, mereka membentuk team work yang solid dan sistem yang terpadu serta komprehensif. Subhanallah Kemandoran.
Untuk mengimbangi derasnya kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi memaksa para guru untuk senantiasa memperluas wawasannya, agar tidak gatek ( gagap teknologi), banyak murid lebih tahu dibanding gurunya, sehingga guru menjadi bahan tertawaan mereka disebabkan atas keterlambatan guru menerima informasi. Untuk mengantisipasi itu semua, sebagian guru yang memiliki sedikit kelebihan rizki melanjutkan ke jejang pendidikan yang lebih tinggi, sudah bertambah guru-guru di Kemandoran yang menyadang gelar sarjana bahkan sudah bermunculan pula yang bergelar Magister, dan ada pula yang aktif mengikuti seminar-seminar, rajin membaca buku-buku sumber terbaru, mendatangkan native speaker untuk memperlancar berkomunikasi dengan bahasa asing, memanfaatkan secara maksimal multi media pembelajaran. Tercatat, Pak Musa Abdillah, S.Pd. guru matematika SMP Islam Al Azhar 4 Kemandoran yang tinggal di daerah Serpong, lepas shalat shubuh dengan mengendarai motor kesayangannya menuju ke tempat tugasnya mampu membuktikan kepada rekan seprofesinya keluar sebagai salah satu peraih nilai tertinggi pada uji kompetensi mata pelajaran MIPA yang diselenggarakan YPI Al Azhar beberapa saat yang lalu. Inilah buah dari sebuah keikhlaasan. Subhannallah Kemandoran.
Dengan kesederhaannya pula, kampus Kemandoran membuat gebrakan yang membuat mata kita terbelalak, dengan suatu niatan yang ikhlas pengurus yayasan Ar-Ridho bekerja sama dengan seluruh orang tua murid dari TK, SD dan SMP Al Azhar Kemandoran, membuat suatu program pencerahan, maaf saya menyebutnya seperti itu. Ada secercah harapan yang sangat dinantikan oleh seluruh guru dan karyawan Al Azhar di kampus Kemandoran, yaitu setiap tahunnya yayasan Ar-Ridho bekerja sama dengan seluruh orang tua murid melakukan pemilihan kepada beberapa guru untuk memberangkatkan mereka ke Tanah Suci Mekkah untuk melaksanakan ibadah haji. Jumlah guru dan karyawan yang diberangkatkan sebanyak 5 orang dalam setiap tahunnya dengan rincian sebagai berikut ; 1 orang guru dari TK, 2 orang guru dari SD, 1 orang guru dari SMP dan 1 orang karyawan dari yayasan Ar-Ridho. Seluruh pembiayaan dibebankan kepada seluruh orang tua murid dan yayasan Ar-Ridho, yang dananya dialokasikan sekian persen dari SPP murid. Dalam sekian puluh tahun insya Allah guru-guru dan karyawan yang mengajar atau mengabdi di kampus Kemandoran sudah berhaji, kebahagiaan dunia mereka dapatkan, dan kebahagiaan akhirat pun insya Allah mereka dapat raih. Sudah puluhan orang guru dan karyawan yang diberangkatkan melalui program ini, semoga yang sudah berhaji menjadi haji yang mabrur, haji yang tidak berbalas kecuali surga-Nya Allah SWT. Haji yang mampu membawa perubahan positif pada diri pribadi khususnya, demikian pula haji yang mampu membawa perubahan pada keluarga, lingkungan dan masyarakatnya pada umumnya. Kemandoran benar-benar ingin menjadikan guru-guru dan karyawannya menjadi seorang muslim-muslimah yang kaffah. Inilah satu lagi bukti sebuah keikhlasan. Subhanallah Kemandoran.
Puluhan alumni kampus Kemandoran sudah tercatat sebagai orang-orang yang boleh dibilang sebagai pemegang kebijakan saat ini. Beliau-beliau sudah mengabdikan pikiran, tenaga, waktu dan lainnya di kampus Kemandoran untuk beberapa tahun lamanya. Ada yang 1 tahun, 2 tahun 3 tahun bahkan puluhan tahun. Artinya keberkahan Kemandoran baru bisa dirasakan oleh beliau-beliau beberapa saat setelah mereka meninggalkan Kemandoran. Bagai menanam pohon labu, menanamnya di sini berbuahnya di sana, sebagaimana ungkapan Bapak Ir. H. Hudori M.Sc, salah seorang pengurus yayasan Ar-Ridho dalam satu kesempatan, maksudnya tidak dibalas secara kontan oleh Allah pada saat itu, namun dibalas dilain waktu yang tentunya pula diperoleh dengan proses perjuangan yang panjang dan berliku. Di bawah ini adalah sebagian nama-nama alumni Kemandoran yang saya tahu yang telah dan sedang menduduki jabatan di level atas. Bapak Yunus Suara ,BA., pengawas SD ( sudah pensiun ), Bapak H. Husain M. Said, Kasi Kurikulum SMP/SMA ( sudah pensiun), Bapak Drs. H. Rakimi Ahsan, MA., (Pengawas SMP/SMA ), Bapak Drs. H. Sobirin. HS. ( Kepala SMP Islam Al Azhar 1 Pusat Kebayoran Baru ), Bapak, Drs. H. Baharuddin ( Kepala SMP Islam Al Azhar 3 Bintaro ), Bapak Drs. Ruli Rusafni (Kepala SMP Islam Al Azhar 6 Jaka Permai ), Bapak Drs. Rohadi ( Kepala SMP Islam Al Azhar Kemang Pratama), Bapak Drs. Ali Subekhan HS, ( Wakil Kepala SMP Islam Al Azhar 1 Pusat Kebayoran Baru ), Bapak M. Izzi Majid, BA., ( Kepala SD Al Azhar 1 Pusat Kebayoran Baru), Bapak Yanto ( Kepala SD Al Azhar Pamulang ), Bapak Ragil Suwarjo dan Bapak Drs. Nawawi masing-masing sebagai Kepala SD Al Azhar Jati Keramat dan Wakil Kepala SD Al Azhar Jaka Permai. Kemudian Ibu Hj. Venus sebagai Kepala TK Sentra Primer. Saya mohon maaf, jika terjadi kekeliruan dalam penulisan nama, gelar ataupun jabatannya. Kami semua yang berada di kampus Kemandoran, senantiasa berdoa semoga beliau-beliau yang disebutkan di atas dapat diberikan kekuatan oleh Allah sehingga dapat menjalankan tugas yang diamanatkan oleh lembaga dalam hal ini YPI Al Azhar, sehingga bisa berjalan dengan sukses dan senantiasa terbebas dari rintangan dan halangan baik yang datang dari dalam maupun dari luar. Doa kami menyertai Anda semua. Oleh karena itu, kita tunggu saja, akan ada lagi satu bukti sebuah keikhlasan. Subhanallah Kemandoran.
Saat ini kampus Kemandoran dinakodai oleh Ibu Hj. Hikmah S.Pd., sebagai Kepala TK Al Azhar 5 Kemandoran, beliau berasal dari TK Al Azhar 1 Kebayoran Baru. Kemudian Bapak Muhammad Arifin dan Bapak Drs. H Ahmad Fatoni masing-masing sebagai Kepala SD Al Azhar 5 dan Kepala SMP Al Azhar 4 Kemandoran. Mereka berasal dari kampus Al Azhar Bintaro. Dari beliau-beliaulah kita berharap akan menghembuskan angin segar perubahan, ide-ide cemerlang mereka sangatlah kita nantikan, gebrakan-gebrakan spektakuler mereka sangatlah diperlukan, tindakan dan program-program yang konstruktif mereka sangatlah dibutuhkan. Sebab tanpa itu semua, sekolah-sekolah yang menjadi pesaing kita saat ini akan memanfaatkan atau meninggalkan kita jauh di belakang. Di samping itu pula, terobosan-terobosan dalam usaha menyeimbangkan antara hak dan kewajiban sangatlah diharapkan, artinya para bawahan tidak saja dituntut untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh sekolah namun seyogyanya pula mencari terobosan-terobosan bagaimana meningkatkan kesejahtreraan para bawahan-bawahannya. Sebagaimana keterangan guru PKn, Ibu Hj. Sri Suprihati kepada murid-muridnya, bahwa kita harus senantiasa menyeimbangkan antara kewajiban dan hak, jika tidak, akan terjadi gesekan-gesekan yang menyebabkan sebuah sistem tidak berjalan sebagaimana mestinya. Namun, beliau menambahkan pula bahwa penggunaan kata-kata hak dan kewajiban itu harus dibetulkan, yaitu menjadi kewajiban dan hak,. sehingga kewajiban ditunaikan terlebih dahulu barulah menuntut hak. Jadi maksudnya bukan hak dan kewajiban, akan tetapi kewajiban dan hak, begitu kan Bu Hajjah? Kalau begitu mah saya sangat setuju tuh Bu Hajjah.
Akhirnya, kami para guru dan seluruh civitas akademika kampus Al Azhar Kemandoran tidak memiliki alasan apapun kecuali harus selalu siap membantu Anda-Anda ( red, pimpinan) melaksanakan program-program yang dapat membawa kampus Al Azhar Kemandoran menjadi lembaga pendidikan yang cukup diperhitungakn baik di tingkat wilayah, provinsi, nasional bahkan di tingkat internasional. Semoga ini bukanlah sebuah angan-angan belaka. Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum, sampai kaum itu mengubahnya sendiri. Jangan ragu, terus lakukan perubahan. Perubahan adalah Harapan. (Harian Republika) May God’ Allah’ Bless Us ! ( Penulis adalah guru SMP Islam Al Azhar 4 Kemandoran )














4 komentar:

  1. Assalamu 'alaikum pak Yasin,,
    kalau boleh saya ingin bertanya apakah ada lowongan kerja sebagai tenaga pengajar di sekolah Al Azhar Kemandoran. saya adalah lulusan Statistika Universitas Bengkulu dan memiliki pengalaman sebagai asisten dosen selama dua tahun di mata kuliah aplikasi komputer, mohon informasinya ke alamat email: ardhaleny@gmail.com jika pak Yasin mengetahui adanya penerimaan tenaga pengajar. terima kasih banyak untuk perhatiannya.
    Wassalamu 'alaikum..

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. dijalan kemandoran Pluis tepatnya bersebalahan dengan rumah Haji Asmuni...juga ada sebuah pesabtren yg bernama Al Muta'alimin...yg berdiri jauh sebelum al azhar kemandoran itu ada..bahkan mungkin pesantren tersebut menjadi satu2nya yg ada di daerah kemandoran....

    BalasHapus
  4. Assalamu'alaykum Pak Yasin.. Saya Nining Angkatan kedua Al-Azhar Kemandoran.. Bapak dan ibu Sri Suprihati sekarang ngajar dimana? Saya ingin bersilaturahmi :) semoga guru2 semua dalam lindungan Allah swt dan diberi kesehatan kesuksesan dan kebahagiaan selalu AamiinYaRabbal'alamiin

    BalasHapus